INTERAKSI ANTARA SEMUT DAN POHON PISANG
Struktur
Sosial Semut
Gambar 1. Larva dan pupa semut
rangrang yang biasa disebut kroto
Semut mempunyai kehidupan sosial seperti halnya
semut lain pada umumnya. Semut hidup dalam kelompok sosial dimana pekerjaan
dibagi sesuai dengan tipe individunya (kastanya). Dengan kerjasama dan
organiasi yang baik serta disiplin, mereka dapat melakukan banyak hal.
Masyarakat
semut dari yang beranggotakan beberapa ekor semut hingga yang beranggotakan
beberapa sarang dinamakan koloni. Dalam satu koloni terdapat beberapa tipe
individu yaitu:
a.
Ratu semut
Gambar 2. Tipe semut mulai dari
ratu sampai ke prajurit
Ratu semut
banyak ditemukan pada tempat-tempat yang tidak terganggu. Mereka menyukai
tempat yang aman untuk meletakkan telur. Coba perhatikan, ratu semut jarang
ditemukan pada tempattempat yang sering anda lalui atau anda gunakan untuk
bekerja di kebun, karena di tempat-tempat itu mereka merasa terganggu. Mereka
akan berpindah ke tempat lain yang lebih aman. Ratu semut umumnya berada pada
sarang yang tidak terlalu kecil, dengan daun-daun yang masih segar dan hijau.
Apabila daun-daun pembentuk sarangnya mengering, sebagian semut bahkan ratunya
akan meninggalkannya dan berpindah ke sarang baru.
b.
Semut jantan
Semut
jantan lebih kecil daripada ratu semut, berwarna kehitamhitaman dan hidupnya
singkat. Setelah mengawini ratu ia mati. Di laboratorium semut jantan dapat
hidup selama 1 minggu, sedangkan ratu semut dan semut pekerja dapat hidup
beberapa bulan.
c.
Semut pekerja
Semut
pekerja adalah semut betina yang mandul. Mereka tinggal di dalam sarang dan
merawat semut-semut muda.
d.
Semut prajurit
Semut
prajurit merupakan anggota yang paling banyak jumlahnya dalam koloni dan
bertanggung jawab untuk semua aktivitas dalam koloninya. Mereka menjaga sarang
dari serangan pengacau, mengumpulkan dan membawa makanan untuk semua anggota
koloninya serta membangun sarang. Selain tugas-tugas tersebut, masih ada lagi
yang harus dilakukan oleh prajurit. Pernahkah anda melihat ketika sarangnya
terganggu ? Mereka membawa semut-semut muda dengan giginya yang kuat dan
memindahkannya ke tempat aman. Pada kondisi tertentu mereka juga dapat
meletakkan telur seperti ratu semut.
2) Perilaku Semut
Semut
mempunyai beberapa sifat yang juga dapat dimiliki manusia, antara lain:Pemberani, Lincah, Disiplin, Cerdas.
3) Cara Membangun Sarang
Semut
membangun sarang dengan cara bergotong royong. Meskipun semut binatang kecil,
mereka dapat membuat sarang sebesar istana manusia dalam waktu dua hari, karena
semua bekerja dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Sungguh
menakjubkan!
Gambar 3. Semut membangun
sarang
Membangun sarang memerlukan sangat banyak
tenaga kerja, tetapi mereka telah mempunyai keahlian dalam menemukan daun-daun
yang paling cocok untuk membangun sarang. Apabila daun-daunnya sangat kecil
seperti Murraya (sejenis kemuning) maka diperlukan lebih
banyak benang sutera.
Cara Berkomunikasi
Gambar 4. Cara semut berkomunikasi
Ketika
mereka menemukan mangsa, semut prajurit menyebarkan bau dan menyentuh semut
lainnya dengan cara-cara tertentu untuk menunjukkan dimana mereka menemukan
mangsa dan seberapa besar mangsa yang ditemukan. Sementara itu, beberapa semut
‘mengeksekusi’ mangsa tersebut dengan cara menjepit menggunakan gigi-giginya.
Luar biasa!
Makanan Semut
oleh kutu putih, kutu perisai dan kutu daun
Selain
butuh protein, semut memerlukan makanan tambahan berupa gula. Untuk mendapatkan
gula, semut rangrang lebih suka mencari cadangan gula seperti embun madu (yang dikeluarkan
oleh serangga pengisap cairan tanaman) atau nektar. Embun madu tersebut
diperlukan sebagai energi tambahan pada periode awal pembangunan sarang. Maka,
ketika membangun sarang, semut rangrang mencari daun-daun muda yang dihuni oleh
serangga penghasil embun madu dan memasukkannya ke dalam sarang. Anda akan
menemukan berbagai jenis serangga penghasil embun madu seperti kutudaun, kutu
perisai dan kutu putih di dekat atau di dalam sarang semut rangrang.
Gambar 6. Gerombolan Semut
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi antara semut dan pohon
pisang terjadi karena semut mendapat makanan dari pohon pisang. Semut yang sering ada di pohon pisang adalah
jenis semut rangrang (warna coklat bening).
Semut
rangrang mempunyai nama yang berbeda-beda, misalnya semut kuning (Vietnam,
Cina), semut merah (Thailand) dan semut hijau (Australia). Klasifikasi
berdasarkan warna bukan cara yang tepat digunakan untuk membandingkan spesies
semut pada suatu negara, antar negara, apalagi antar benua. Untuk membedakan
dengan semut lainnya, para ahli memberikan nama Oecophylla, atau
lebih spesifik Oecophylla smaragdina untuk
semut rangrang yang ada di Asia, dan Oecophylla longinoda untuk semut rangrang yang ada di Afrika.
Oecophylla smaradigna menyukai
lingkungan dengan suhu antara 26 34 derajat C dan kelembaban relatif antara 62
sampai 92%.
Gambar7. Jenis Semut Rangrang
Makanan semut rangrang sangat beragam, namun
dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu protein dan gula.
Tidak seperti semut lainnya, semut rangrang lebih menyukai protein daripada
gula. Protein dapat ditemukan pada daging, ikan, ayam, tikus dan serangga.
Pisang mempunyai nilai energi sekitar 136 kalori untuk setiap 100
gram, yang secara keseluruhan berasal dari karbohidrat. Sehingga jelaslah
alasan mengapa semut selalu ada di pohon pisang.
Menurut saya bahwa waulupun di pohon pisang terdapat banyak koloni
semut rangrang namun jarang ada pohon pisang yang kering dan akhirnya mati
karena kekuarangan nutrisi. Ini terjadi karena koloni semut rangrang tidak
seutuhnya mengambil semua nutrisi pada pohon pisang karena nutrisi gula pada
pohon pisang bukanlah nutrisi utama yang dibutuhkan semut rangrang. Atau dengan
kata lain semut rangrang tidak bersifat parasit obligat terhadap pohon pisang.
STRUKTUR DAN LINGKUNGAN SEMUT
A.
STRUKTUR
DAN LINGKUNGAN SEMUT
Gambar 1. Populasi semut
Semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera. Semut memiliki lebih dari 12.000
jenis (spesies), sebagian besar hidup di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga
sosial,
dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan
ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut
pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga.
Satu koloni dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan
mereka. Koloni
semut kadangkala
disebut "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang membentuk
sebuah kesatuan.
Pada tahun 1966, E.
O. Wilson, dkk. menemukan fosil semut dalam getah pohon (Sphecomyrma
freyi) dari periode Kapur. Fosil ini terjebak di sebuah
getah pohon di New
Jersey dan
telah berumur lebih dari 80 juta tahun. Fosil ini memberikan bukti terjelas
tentang hubungan semut modern dan tawon non-sosial. Semut periode Kapur berbagi
karakteristik semut modern dan tawon.
Gambar 2. Anatomi Semut
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor.
Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata
majemuk yang
terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk
mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian
puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki
penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa
spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik.
Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang
membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi.
Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu
sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu,
antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu
yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang
rahang atau mandibula yang
digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan
untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat
semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum
dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan
di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat
dan berpijak pada permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu
memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan
menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak
memiliki sayap.
Kehidupan seekor
semut dimulai dari sebuah telur. Jika telur telah
dibuahi, semut yang ditetaskan betina (diploid); jika tidak jantan
(haploid). Semut are holometabolism, yaitu tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap,
melewati tahap larva dan pupa (dengan pupa yang exarate) sebelum mereka menjadi
dewasa. Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan — lebih jelasnya larva
semut tidak memiliki kaki sama sekali dan tidak dapat menjaga diri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR DAN LINGKUNGAN POHON
PISANG
Gambar 1. Populasi pisang
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. paradisiaca menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini
tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun
menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang
memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang
berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang
sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
Berdasarkan cara konsumsi
buahnya, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu pisang meja (dessert
banana) dan pisang olah (plantain, cooking banana).
Pisang meja dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, seperti pisang
ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Pisang olahan dikonsumsi
setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam,
kapas, tanduk, dan uli. Buah pisang diolah menjadi berbagai produk, seperti sale, kue, ataupun arak (di Amerika Latin).
Gula pisang merupakan gula
buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang mempunyai indek glikemik lebih rendah
dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi
karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. Sehabis bekerja keras atau berpikir,
selalu timbul rasa kantuk. Keadaan ini merupakan tanda-tanda otak kekurangan
energi, sehingga aktivitas secara biologis juga menurun.
1. Buah
Pisang
Buah pisang (Musa sp) merupakan salah
satu buah yang banyak digemari orang. Umumnya buah pisang dikonsumsi sehabis
makan. Sebagai buah meja, pisang dijadikan hidangan pencuci mulut. Kandungan
kalium yang cukup banyak terdapat dalam buah ini mampu menurunkan tekanan
darah, menjaga kesehatan jantung, dan memperlancar pengiriman oksigen ke otak.
Selain itu, kandungan Vitamin A yang tinggi dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap ISPA, kulit bersisik, dan kebutaan. Manfaat lain, pisang bisa menjadi
pengganti makanan pokok, sehingga mengurangi ketergantungan rakyat Indonesia
terhadap beras.
Tabel 1.
Kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang
No
|
Nama Zat
|
Kandunagn
|
1
|
kalori
|
99 kalori
|
2
|
protein
|
1,2 gram
|
3
|
lemak
|
0,2 gram
|
4
|
karbohidrat
|
25,8 miligram (mg)
|
5
|
serat
|
0,7 gram
|
6
|
kalsium
|
8 mg
|
7
|
fosfor
|
28 mg
|
8
|
besi
|
0,5 mg
|
9
|
vitamin A
|
44 RE
|
10
|
Vitamin B
|
0,08 mg
|
11
|
Vitamin C
|
3 mg
|
12
|
air
|
72 gram
|
2. Gedebong
pisang
Di dalam gedebong pisang terkandung getah yang menyimpan
banyak maanfaat, yang salah satunya digunakan di dalam dunia medis. Getah
pisang mengandung “saponin, antrakuinon, dan kuinon yang dapat berfungsi
sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit.
3. Kulit
Pisang
Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C,
B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia
menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 %
dan karbohidrat sebesar 18,50 %. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran
Taichung Chung Shan, Taiwan, memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata
berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain
kaya vitamin B6, kulit pisang banyak mengandung serotonin yang sangat vital
untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat ekstrak pisang
untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina.
4. Bonggol Pisang
Bonggol pisang adalah umbi batang pisang, di beberapa
daerah, bonggol batang pisang yang muda dapat dimanfaatkan untuk sayur, olahan
keripik dan kerupuk.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan diketahui
bahwa bonggol pisang mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Dalam 100 g
bahan, bonggol pisang kering mengandung karbohidrat 66,2 g dan pada bonggol
pisang segar mengandung karbohidrat 11,6 g.
5. Jantung Pisang
Jantung pisang adalah ujung bunga pisangn yang tersisa saat
bagian lainnya bertumbuh menjadi buah pisang. Jadi bagian ini adalah sisa
bunga pisang yang tidak lagi bisa menghasilkan buah. Bagian ini memang harus
dipotong agar buah pisang bisa bertumbuh maksimal. Jantung pisang yang berupa
kelopak berwarna ungu dengan jajaran bunga berwarna putih kekuningan ini tidak
begitu enak sehingga nilai ekonominya rendah.
6. Daun Pisang
Masyarakat pedesaan memanfaatkan daun pisang sebagai bahan
pembungkus terutama daun pisang Batu. Daun pisang Batu yang masih muda harganya
mahal, digunakan untuk membungkus kue tradisional, pembungkus temped an
pembungkus dirumah makan tradisional. Daun yang tua setelah dicacah, biasa
digunakan untuk pakan ternak seperti kambing, kerbau atau sapi, karena banyak
mengandung unsur yang diperlukan oleh hewan. Bila daun pisang berlebihan dapat
pula dimanfaatkan menjadi kompos.